Anemia
atau
yang dikenal oleh masyarakat awam sebagai “kurang darah” sebenarnya bukan suatu penyakit tetapi merupakan gejala dari berbagai keadaan seperti
kehilangan darah yg banyak, kerusakan sel darah,
penurunan pembentukan sel darah, atau gejala dari penyakit tertentu yang etiologinya harus diinvestigasi. Secara
medis, anemia adalah kekurangan dalam ukuran atau jumlah sel darah merah atau
jumlah hemoglobin yang dikandungnya. Gejala fisik dari anemia meliputi rasa
lelah, lemas, pucat, sesak nafas, dan pusing.
Kadar Hemoglobin sebagai Indikator Anemia
Kelompok
Umur
|
Kadar
Hb (g/dl)
|
Umur 6 bulan – 5 tahun
|
<11,0
|
Anak 5 – 11 tahun
|
<11,5
|
Anak 12-14 tahun
|
<12,0
|
Wanita dewasa
|
<12,0
|
Wanita hamil
|
<11,0
|
Laki-laki dewasa
|
<13,0
|
Anemia dapat disebabkan oleh ketidakseimbangan
berbagai macam zat gizi penting. Kekurangan zat besi merupakan penyebab anemia
gizi yang paling banyak dikenal, namun defisiensi zat gizi lainnya juga
memiliki peran dalam anemia.
Anemia
Defisiensi Besi
Anemia defisiensi besi
adalah suatu keadaan yang disebabkan oleh tidak cukupnya simpanan zat besi di
dalam tubuh. Terdapat 3 tahap defisiensi zat besi yaitu:
1. Iron
depletion
Tahap ini ditandai dengan berkurangnya
simpanan zat besi, tetapi kadar serum Fe dan Hb masih normal
2. Iron
limited erythropoiesis
Pada kondisi ini suplai zat besi tidak
cukup untuk menunjang pembentukan sel darah merah (eritropoiesis). Pada
pemeriksaan laboratoriumdiperoleh kadar Fe serum dan saturasi transferrin menurun
serta peningkatan protoporfirin eritrosit
3. Iron
deficiency anemia
Keadaan ini merupakan stadium lanjut dari
defisiensi zat besi. Kondisi ini ditandai dengan kadar Fe serum rendah, transferin
rendah, serta kadar Hb dan Ht rendah.
Anjuran bagi penderita anemia defisiensi besi:
- Memasukkan makanan kaya kandungan zat besi ke dalam menu harian
- Mengkonsumsi makanan sumber vitamin C setiap kali makan guna meningkatkan penyerapan zat besi
- Mengkonsumsi makananyang mengandung zat besi heme seperti daging, ikan dan unggas setiap kali makan jika mungkin
- Tidak meminum teh dan kopi dalam jumlah besar, khususnya bersamaan waktu makan, karena dapat menghambat penyerapan zat besi.
Anemia
Defisiensi Vitamin B12 dan Asam Folat
Defisiensi vitamin B12
dan asam folat dapat mengakibatkan anemia megaloblastik. Anemia megaloblastik
ditandai dengan pembentukan eritrosit yang luar biasa besar di dalam sumsum
tulang dan juga ukuran eritrosit yang lebih besar dari normal. Anemia
megaloblastik disesabkan oleh penurunan laju biosintesis DNA sehingga terjadi
kelainan pematangan inti dan eritropoiesis menjadi tidak efektif
Tata laksana anemia
defisiensi B12 melalui diet melalui pemberian diet tinggi protein
(mulai 1,5 g/kg berat badan), konsumsi sayuran berdaun hijau yang lebih banyak
dan perbanyak makanan kaya B12 seperti daging sapi, telur dan
produk-produk olahan susu.
Defisiensi asam folat
bisanya disebabkan oleh pola makan yang kurang mengandung vitamin ini, disertai
dengan kurangnya penyerapan dan peningkatan kebutuhan asam folat. Kondisi yang
menyebabkan peningkatan kebutuhan asam folat antara lain adalah kehamilan,
konsumsi obat-obatan epilepsi dan barbiturat. Selain itu, konsumsi alkohol dapat
mengubah metabolism dan penyerapan asam folat.
Makanan yang kaya akan
kandungan asam folat meliouti sayuran berdaun hijau, buah-buahan, dan produk
olahan susu. Asam folat mudah rusak pada suhu tinggi sehingga proses pemasakan
dapat menghilangkan 50-95% vitamin ini dalam makanan. Oleh sebab itu,
dianjurkan mengkonsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran segar guna meningkatkan asupan asam folat.
Anemia
Defisiensi Protein
Kurangnya asupan protein
dapat menyebabkan rendahnya produksi hemoglobin. Asupan protein yang rendah
akan mengakibatkan tubuh tidak dapat memproduksi molekul globin yang merupakan
komponen penyusun hemoglobin bahkan dalam kondisi zat besi yang cukup.
Anjuran bagi penderita
defisiensi protein adalah dengan menerapkan diet tinggi protein (mulai 1,5 g/kg
berat badan) dengan mengkonsumsi makanan tinggi protein yang bernilai biologis
tinggi seperti daging, telur, ikan, unggas, dan susu.
Regards,
Mawar Lestari
Technical
Registered Dietitian