Makanan menyediakan zat
gizi yang diperlukan oleh tubuh untuk mempertahankan fungsi-fungsi fisiologis dan beraktivitas. Tetapi
sebagian besar dari kita tidak mengkonsumsi makanan untuk alasan tersebut. Terdapat berbagai hal yang berperan sehingga
melahirkan pola makan dan kebiasaan makan yang berbeda-beda.
Sebelum dibahas lebih
lanjut, perlu dibedakan antara pola makan dan kebiasaan makan. Pola makan (food pattern) merupakan
gambaran jenis, jumlah dan frekuensi bahan makanan yang dimakan setiap hari dan
menggambarkan ciri khas suatu kelompok tertentu. Pola makan suatu masyarakat
telah terbentuk dan diturunkan sejak ratusan tahun. Berbeda dengan pola makan,
kebiasaan makan (food habit) lebih tergantung pada individu dan terbentuk oleh selera serta
ketersediaan makanan di rumah tangga.
Dalam berbagai kebudayaan
terdapat banyak faktor yang mempengaruhi pola makan dan kebiasaan makan.
1. Agrikultur
Hasil
pertanian dan peternakan suatu daerah sangat berhubungan dengan pola makan
masyarakatnya. Di Indonesia sendiri, dikenal berbagai variasi makanan pokok
yang dikonsumsi masyarakat. Walaupun sebagian besar masyarakat Indonesia
mengkonsumsi beras sebagai makanan pokok, namun di beberapa daerah tertentu
memiliki makanan pokok sesuai dengan hasil pertanian di daerah tersebut,
misalnya masyarakat Papua yang mengkonsumsi sagu sebagai makanan pokok.
2. Iklim
Orang-orang
yang tinggal di daerah beriklim dingin umumnya lebih banyak mengkonsumsi makanan
berlemak daripada yang tinggal di daerah beriklim panas. Kandungan lemak yang
tinggi diperlukan untuk menjaga agar suhu tubuh tetap stabil. Selain itu, iklim
juga sangat berpengaruh terhadap hasil pertanian dan peternakan suatu daerah.
3. Letak
Geografis
Masyarakat
yang hidup di dekat laut dan lingkungan perairan umumnya banyak mengkonsumsi
ikan dan hasil laut dalam pola makan sehari-hari. Masyarakat Jepang umumnya menyajikan ikan baik
diolah dengan digoreng, dipanggang, maupun direbus dalam makanan sehari-hari
bersama dengan makanan pokok yaitu nasi.
4. Agama
dan Kepercayaan
Agama
dan kepercayaan tidak hanya mengatur jenis makanan yang boleh dikonsumsi, tetapi
juga mengatur waktu –waktu tertentu untuk makan. Agama Islam membagi makanan
menjadi halal (diperbolehkan) dan haram (dilarang). Daging babi, darah,
bangkai, dan alkohol termasuk makanan yang tidak boleh dikonsumsi oleh pemeluk
agama Islam. Selama bulan Ramadhan dalam penanggalan Hijriyah, umat Muslim
melaksanakan ibadah puasa yaitu tidak makan dan minum dari terbit fajar hingga
matahari terbenam. Sedangkan pemeluk
agama Hindu dilarang untuk mengkonsumsi daging sapi.
5. Persepsi
Individu Terhadap Makanan
Persepsi
individu terhadap makanan lebih berpengaruh pada kebiasaan makan. Setiap orang
memiliki selera dan sikap terhadap makanan yang berbeda. Kebiasaan makan setiap
orang dalam satu keluarga pun dapat berbeda-beda. Misalnya, seorang anak biasa
sarapan pukul 06:00 dengan mengkonsumsi roti. Sedangkan ayah biasa sarapan
pukul 08:00 dikantor dengan mengkonsumsi nasi.
Regards,
Mawar
Lestari
Technical Registered Dietitian
No comments:
Post a Comment